Jumat, 04 September 2009

strawberry swing - coldplay

They were sitting
They were sitting on the strawberry swing
Every moment was so precious

They were sitting
They were talking under strawberry swing
Everybody was for fighting
Wouldn't wanna waste a thing

Cold, cold water bring me round
Now my feet won't touch the ground
Cold, cold water what ya say?
When it's such…
It's such a perfect day
It's such a perfect day

I remember
We were walking up to strawberry swing
I can't wait until the morning
Wouldn't wanna change a thing

People moving all the time
Inside a perfectly straight line
Don't you wanna curve away?
When it's such…
It's such a perfect day
It's such a perfect day

Now the sky could be blue
I don't mind
Without you it's a waste of time

Could be blue
I don’t mind
Without you it’s a waste of time

Could be blue,
could be grey
without you I’m just miles away

could be blue
I don’t mind
Without you it’s a waste of time

Untitled

Payah!
Sumpah ini lebih susah dari ekspektasi sebelumnya
Bahkan lebih sulit dari soal ulangan integral sekalipun
Lama-lama tak sanggup dan kembali bersikap bodoh
Terpuruk di pojok dan menangis lagi.
Padahal sudah kering tak bersisa.
Dan sudah ditekankan semuanya telah tenggelam di lautan luas.

OH TIDAK.
Adakah kegiatan lain yang lebih worthed?
Dari sekedar berbuat bodoh dengan menyendiri lalu berteriak?
Atau mengetik untaian kata yang menunjukkan kelemahan diri,
lalu menulisnya di blog?

Begitu ingin mencari tau.
Dan paham akan resiko yang terbuka lebar.
Tetapi bodohnya, gue terjatuh lagi, terseok, dan terjatuh lagi.
Di lubang yang sama.
Dan begitu terselamatkan, hasrat untuk mengulanginya berkembang besar.
Resikonya tak hanya jatuh, tapi juga terluka.
Puing-puing semangat yang telah terkumpul kembali berhamburan.
Semua karena terlalu lemah dan bodoh.
Terlalu ingin tau, padahal gue tau itu sangat terlarang.

Kompleks dan belum ditemukan jalan yang lurus tanpa lubang.
Sulit bagi gue untuk tidak menengok ke masa lalu.
Walaupun masa depan begitu cerah menantang.
Ingin rasanya memori masa lalu terhapus karena terlalu pahit,
dan menyakitkan.
Payah. Gue emang payah.
Terlalu bodoh, padahal sudah berjanji untuk kuat.
Huh.

Selasa, 01 September 2009

I can't without You


Belakangan, emosi terasa sulit dikendalikan.
Semua hal di sekitar rasanya tak mau diajak bekerja sama,
bahkan benda mati sekalipun urung berkawan.
Ingin rasanya berteriak,
tapi gue tau tak ada gunanya.
Lelah seperti ini,
ingin bebas dari keadaan yang dirasa terlalu pahit.
Apakah seberat ini tanggung jawab sebagai insan yang berumur 17 tahun?
Rasanya baru setengah tahun gue menjajakinya, dan sudah tak sanggup.
Ingin memutarbalikkan waktu dan kembali ke masa kanak-kanak.
Di saat tak ada persoalan kompleks dan bisa menangis sesuka hati.
Egois sekali diri ini,
hanya ingin senyuman dan tawa,
dan begitu membenci persoalan.
Gue tak kunjung sadar bahwa hidup seperti roda,
terus berputar,
dan tak mungkin selalu di atas dan juga tak akan selalu terpojok di bawah.

Hanya sahabat yang mampu menguatkan kaki
untuk berdiri sekarang.
Melihat masa depan yang terus menunggu untuk digapai.
Tak lagi menengok masa lalu yang hanya membuat terluka.
(bahkan gue lupa, di atas sana ada yang terus menjaga)
Mungkin ini akibat jauh dari Tuhan,
sepi dan merasa tak ada yang menolong.
Padahal Kau selalu di sana, melihat, dan memegang tanganku.
Maaf karena lupa pada-Mu.
Maaf karena selalu merasa hidup tak adil.
Maaf karena hanya kesempurnaan yang kuharapkan.
dan maaf karena hanya bisa memohon maaf pada-Mu sekarang.

Yang dinginkan hanyalah sebuah kekuatan
untuk mengumpulkan sisa-sisa semangat yang kemaren sempat terkoyak habis
akibat kebodohan.
Peganglah tangan ini dan
bantu aku untuk memutar roda yang sekarang terhenti di bawah.