Selasa, 01 September 2009

I can't without You


Belakangan, emosi terasa sulit dikendalikan.
Semua hal di sekitar rasanya tak mau diajak bekerja sama,
bahkan benda mati sekalipun urung berkawan.
Ingin rasanya berteriak,
tapi gue tau tak ada gunanya.
Lelah seperti ini,
ingin bebas dari keadaan yang dirasa terlalu pahit.
Apakah seberat ini tanggung jawab sebagai insan yang berumur 17 tahun?
Rasanya baru setengah tahun gue menjajakinya, dan sudah tak sanggup.
Ingin memutarbalikkan waktu dan kembali ke masa kanak-kanak.
Di saat tak ada persoalan kompleks dan bisa menangis sesuka hati.
Egois sekali diri ini,
hanya ingin senyuman dan tawa,
dan begitu membenci persoalan.
Gue tak kunjung sadar bahwa hidup seperti roda,
terus berputar,
dan tak mungkin selalu di atas dan juga tak akan selalu terpojok di bawah.

Hanya sahabat yang mampu menguatkan kaki
untuk berdiri sekarang.
Melihat masa depan yang terus menunggu untuk digapai.
Tak lagi menengok masa lalu yang hanya membuat terluka.
(bahkan gue lupa, di atas sana ada yang terus menjaga)
Mungkin ini akibat jauh dari Tuhan,
sepi dan merasa tak ada yang menolong.
Padahal Kau selalu di sana, melihat, dan memegang tanganku.
Maaf karena lupa pada-Mu.
Maaf karena selalu merasa hidup tak adil.
Maaf karena hanya kesempurnaan yang kuharapkan.
dan maaf karena hanya bisa memohon maaf pada-Mu sekarang.

Yang dinginkan hanyalah sebuah kekuatan
untuk mengumpulkan sisa-sisa semangat yang kemaren sempat terkoyak habis
akibat kebodohan.
Peganglah tangan ini dan
bantu aku untuk memutar roda yang sekarang terhenti di bawah.


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda